Sepuluh tahun silam, sudah terprediksi kalau putra dari Dony begawan Dony Kepanjen Motor Sport di Sengguru, Kepanjen, akan terbawa pusaran racing.
Reno sapaan milenial santun dan pendiam itu, fix terarah di laga road race, setelah melalui perdebatan panjang kali lebar dan ACC bundanya.
Road race ada jenjang, performa Reno juga menjual, misal berandai-andai terpikat sponsor pabrikan.

Selain skill, Postur dan wajahnya sungguh simpati, ditambah lagi kolega jahat dan rekan baik Dony di segmen kompetisi cukup bejibun.
Analogi ini yang kian memperkuat semangat Dony, membangun Racing Team.
Apalagi, 4 tahun silam, Dony berkutat dan meloncat ke peradaban Fuel injection.
Karbu bukanya tak dijamah, menurutnya sudah klimaks dan saatnya bertransformasi beradaptasi mengikuti skema pabrikan.

Sejak momen pandemi silam, Reno telah nyuri start, dengan kuda besi Fuel injection.
Basic trisula bebek jantan, yang dominan jadi andalan saat latihan.
Yaitu Honda Sonic 150, Yamaha MX King 150 dan Honda GTR150.
Disaat sebayanya rebahan dan "caring, lantaran ketakutan Covid19, Reno malah asik rebahan dan mengumbar speed, di Green Park, Sentul, Blitar.
Kadang di pelataran Kanjuruhan, sampai Mijen, Semarang, buat penetrasi skill.

Dengan basic Fuel injection beda geometri itu, Reno makin cakap berhitung soal over steer dan under steer.
Serapan Ilmu yang didapat istimewa, sebab tak lagi hafalan.
Reno, jadi mudah improve dan berinovasi melayangkan racing line, saat simulasi menerima tekanan lawan.
Momen pandemi itu, skill dan fisik Reno terbentuk otodidak, diback up oleh multi instruktur.
Beberapa sosok rider, artinya lebih dari 3, yang pernah dikatrol popularitasnya oleh Dony, tampil sebagai mentor.
Mungkin paham, saatnya balas Wawan, eh balas Budi.

Hal ini juga yang menjadi karma baik Dony, selalu jaga silaturakhmi dengan semua kalangan otomotif.
Jadi semua jurus, Reno telah menguasai dan improve.
Dari tukang paido sampai owner springbed ternama skala Asia, sepakat ikut mendorong putra Dony di trek road race.
Juga ada Master, FDR buat spare tapak kaki, pengusaha tembakau dengan singgasana "Chandra Tobaco".

Satu lagi ada Karim vokalis band asal Kepanjen, juga pemilik showroom "Kharisma Motor, Kepanjen".
Sisi lain, secara psikis Reno terklasifikasi anak kinestetik, teknik pengajaranya tak bisa diurai dengan teori sampai berbusa.
"Dengan hanya melihat, Reno justru makin singkat menerapkan pelatihan yang diajarkan, "bisik Dony.
Hasilnya, Reno jadi bingung, lah kok !
Sebab 10 bab pengajaran teknik balap, cuman 4 bab yang produktif dipakai bertarung di Rookie atau MP3.
"Sisa 6 bab lain, masih belum pernah terpakai dan belum saatnya, "senyum Reno yang sejak kecil memang dekat dengan penulis.
Saat laga di pasar senggol samping pasar Legi Ponorogo, pekan silam, Reno tampil amazing.
Memancing perhatian, para rider, tuner, sampai owner team racing, tetangga.
Kendati Rookie, tapi gaya balap Reno menampakan sosok rider mental juara.
Tenang dan mengancam, macam daddy-nya.

Reno sembari balap otaknya berhitung, akan safety pasar senggol.
RPM pacuanya tak diumbar sampai red zone.
Demikian power band, tak dibawanya sampai teriak menyentuh limiter.
Durability terjaga, di setiap lap, performa kuda besinya jadi prima.
Dony dari tepi lintasan terus memonitor pacuan Reno, sembari bawa Laptop.
Ada menit krusial, yang dipatok Reno buat patahkan pertahanan lawan.
Gaya overtake-nya cantik dan santun, usai memahami rivalnya jenuh nahan gravitasi dan power drop pengaruh intensitas engine brake.
Tarik ulur RPM pacuan Reno dimenej rapi, speed terus terkatrol singkat, karena durability terjaga.
Hingga bendera finish dikibarkan, rider yang membawa nama Master DKMS FDR Chandra Tobaco Giri Palma Kharisma Motor Racing Team, Kepanjen itu, masuk di runner up, tanpa memancing emosi rival. skg/foto : doc