Wisnu Saputra pemiliknya yang asli Malang, sedikit tersinggung dengan sport 4 tak yang belakangan ini, dominan berparas herex sampai banyak yang sok beraksi macam herex.
Wisnu yang terklasifikasi sebagai matic mania, lantas tak mau lempar handuk begitu saja. Workshop cap racing inovatif diburu, tak pakai lama RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo, jadi rujukan.
Kerenya di workshop milik Swega ini, Wisnu makin terbuka pemahaman soal up grade performa mesin, termasuk racing. Obsesi membangun sebuah Hyper Matic, Wisnu jadi semakin nafsu.

Spesial up grade performa matic ini ditangani oleh Arul mekanik RAT Motorsport, Sidoarjo asal Kendari yang juga menimba ilmu. Arul yang sebelumnya aktif mengawal tim-tim road race asal Kendari, jadi kian familiar saat bicara rombak merombak mesin dan CVT matic, seperti milik Wisnu.
Kapasitas mesin diback up piston Sonic 150 OEM ukuran 58 mm. Cakepnya, panjang stroke diplot di angka sama, yaitu 58 mm. Tipikal mesin jadi berubah square, diklaim jambak di kitiran bawah sampai atas, meskipun total naiknya volume silinder 153 cc.

Dipakainya piston OEM Sonic 150, selain mengejar diameter lebih besar, juga disebabkan jarak small end dan crown piston lebih rendah di 10 mm. “Dengan begitu, pemakaian paking blok silinder bisa diminimalisir, ”tunjuk Arul.
Tapi, konsekuensi dari makin panjangnya stroke tadi, perbandingan kompresi diesain macam Beat pacuan Fabrianus Balank saat aktif di Matic race 2009. Sebab, Arul merujuk di perbandingan 13,2 : 1, dengan menu wajib BBM RON 98.

Praktis debit gas segar idealnya banjir, eh basah tapi cenderung kering. Ciri khasnya ujung diode busi warna merah bata. Itu juga hasil kalkulasi dari remap CDI berlabel “Standar Injection”, mampu menyemburkan kapasitas arus stabil 5,52 milicoulomb. Hasil pengujian mesin dynotest mampu menembus 10.000 RPM.
Hasil mufakat, karbu berlabel PWK 28 mm dinilai paling tepat. Moncong karbu diinstal menghadap ke depan. Maksudnya, pasokan udara tetap terjaga, saat speed rendah maupun top speed. Tipe PWK menurut Arul, bisa diseting lebih smooth, cocok untuk tipikal power matic.
Pemikiran itu memang rasional, ketika meninjau komposisi main jet 122 dan pilot jet 52. “Sesuai dengan request Wisnu, tetap galak berakselerasi saat siang dan malam, ”terang Arul yang meminang katup ukuran 28 mm (in) dan 24 mm (ex).

Untuk data camshaft, memakai in open 48 derajat dan close di 19 derajat. Kalau timing ex open di 19 derajat dan close saat 48 derajat. Pertimbangan dan latar belakang pemakaian touring, lift katup ditakar di 8,52 mm (in) dan 8,38 mm (ex).
Sentuhan akhir, piranti CVT dibela roller weight 10,5 gram lebih ringan. Sengaja menahan diameter drive belt pada primary sheave lebih lambat bergeser ke diameter lebih besar. Pemilihan roller weight juga atas ring roda masih 14”. “Setara mengaplikasi gigi rasio dengan power band medium, ”teori Arul yang merubah sudut primary sheave di angka 13,5 derajat.

Selaras dengan racikan pegas movable driven face yang dipilih berspesifikasi 1500 RPM. Tipikalnya sama-sama menahan. Konversi HP dan torsi produktif ke sepeed, cenderung dapat di gasingan menengah.
Tipikal power demikian, knalpot yang dipilih dari RAT Motorsport, juga banyak berkontribusi. Sama-sama dirancang menendang di gasingan tengah. Melalui racikan leher 29 mm, total memiliki tiga sudut, yang nyambung dengan bafel 45 mm dan Sarangan 50 mm. teks - foto : collins