Family man satu ini, terklasifikasi sebagai veteran penggila karapan, di era manual tech dan karburasi.
Transformasi otomotif roda dua yang mengarah ke era Fuel injection, lantas memicu Exmud pelaku segmen bisnis Ware House Plastik itu terusik.
Baginya cukup banyak kejanggalan, soal reshufle kompartemen mesin, saat dipaksa ke racing.
Anti pembenaran ini, yang telah menjadi karakter Abdul Rahman Hakim, kala dipercaya menjadi spesialis "tukang seting speed", bareng gang lamanya.
Tapi, setelah berkeluarga, atmosfir hobi Rahman sapaanya di otomotif roda dua, mengalami revisi.
Style untuk menikmatinya, kini Rahman mengajak dan melibatkan langsung keluarga kecilnya.
Khususnya cara menikmati otomotif, hingga menyelipkan edukasi safety riding, di tengah perjalanan touring long journey setiap weekend.
"Hasil rapat pleno keluarga kecil saya, karakter racing yang masih kuat melekat, saya paksa akur dengan menu kebutuhan touring, "bijak saudagar yang suka "nraktir nasi bebek sambal hijau itu.
Soal up grade performance mesin Fuel injection Vario 150 daily use-nya, Rahman percayakan pada ahlinya, tak lain RAT Motorsport, di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Mengadopsi kontur intake semi downdraft, pertimbangan pemakaian daily use.
"Desain dan bentuk intake custom dari garis vertikal diperkirakan bersudut 45 derajat, "kata Ridho tuner RAT Motorsport yang duet dengan Ivan siswa RAT Racing School, dalam proses pengerjaanya.
Asupan debit udara, digawangi throttle body 34 mm dari BRT.
Sedang timing semburan injektor OEM, melalui reflash ECU Juken 5, diseting di 360° saat idle.
"Di RPM dinamisnya, berada di 0 derajat saat gasingan mesin diatas 8000 RPM, "jelas Arul tuner RAT Motorsport, yang kebagian tugas reflash ECU.
Di kompartemen yang sama, untuk menjaga kestabilan tekanan udara, di kecepatan rendah maupun tinggi, velocity stack lantas disematkan.
Mengawal kubikasi mesin yang kini melonjak, pengaruh piston KTC 62 mm, pengganti piston orsi.
"Dan mesin Fuel injection yang memiliki karateristik high temp, jenis liner akhirnya berganti carbon, "terang Ridho.
Sengatan panas efek perbandingan kompresi 12,8 : 1, tak lagi jadi problem terhadap akurasi gas segar.
Apalagi, sistem pendingin diback up radiator aftermarket, serta exhaust hasil porting dan knalpot R9.
Saya lagi konsentrasi pada point ini, saya penasaran, buat mendongkrak tingginya flow gas segar.
"Dasar itu, seminim mungkin piranti silinder head, tanpa replacement option part racing, "jelas Ridho.
Terkecuali camshaft, dari basic OEM dipermak ulang, dengan finishing yang cantik.
"Menganut durasi 254 derajat (in) dan 255 derajat (ex), dengan pencapaian lift 8,4 mm (in) dan 8,5 mm (ex), "beber Ridho yang mengawalnya dengan pegas katup Swedia.
Di sisi lain, piranti CVT yang telah dikalibarasi dengan torehan speed yang mumpuni di gasingan tengah atas, merujuk pada pemakaian movable drive face USR.
Timing variabel diameter drive belt, dikontrol roller weight 9 gram rata, diback up mangkuk dan kampas sentrifugal from USR.
Sedang pembentukan tipikal power dan HP, timing ignition diplot di 42 derajat di putaran terendah.
Dan diestafetkan, timing pengapian putaran atas, pada kondisi real time di 35 derajat.
"Dari final sesi test speed, dinyatakan torsi dan HP, memang pas buat kebutuhan touring, "puji Ivan.
Sebab, hasil pengujian dynotest, mampu menyemburkan power maksimal 22,4 HP di 8000 RPM dan torsi maksimal 48 Nm saat berkitir 4000 RPM.
"Jadi, lebih dari cukup untuk kebutuhan touring, sekalian sparing misal bertemu milenial yang lagi ngabers, "bisik Rahman. skg