Suzuki Satria F "2007, Wonogiri : UP GRADE PERFORMANCE TERUKUR SEMPURNA

Fernando Owner Satria F 187 cc. Milenial asli Wonogiri penghobi otomotif, Puas dengan hasil kreasi RAT Motorsport, Sidoarjo. Fernando Owner Satria F 187 cc. Milenial asli Wonogiri penghobi otomotif, Puas dengan hasil kreasi RAT Motorsport, Sidoarjo.

Telah lama meninggalkan Wonogiri, untuk menitih karier di perusahaan bonafit, Yaitu PT. Smart Tbk di kawasan Krian, Jatim.  

Fernando sapaanya menjabat sebagai teknisi. Di usianya yang relatif belia, Fernando terklasifikasi sebagai milenial produktif, juga visioner.  

Cita-citanya mulia, kerja, balas budi orang tua dan touring menyisir tempat wisata.

Otomotif telah menjadi bagian history Fernando. Aksinya saat photo sesion, luwes dan familiar mengolah power band Satria F, pacuanya.

Aksi Fernando. Luwes & familiar full throttle di sesi test speed.

 

Hingga saat ini lajang yang kini menjadi warga Sidorejo, Krian, sulit berpaling dari otomotif.

Kian dramatis, meraja lelanya wabah dan influenz up grade performance kuda besi di lintas jalanan provinsi kawasan Krian, kuat menjadi pemicu Fernando unjuk taring.

Lantas merealisasinya, jadi tak cuman angan-angan, untuk menyambung sequel historynya.

Swega CEO RAT Motorsport, Sidoarjo. Konsisten jaga komitmen, menyajikan Hasil modifikasi mesin lebih terukur..

 

Workshop milenial RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo milik Swega, menjadi rujukan mania Suzuki itu.

Alasan paling mendasar, fiturnya komplit, dari special tools untuk modiifikasi option part mesin, sampai dynotest tersedia.

"Sehingga tak lagi kira-kira dan main tebak-tebakan, "senyum Fernando.

Kali ini Amin LA tuner RAT Motorsport yang menjadi dalang, proses mendongkrak performa pacuan Fernando.

Mesin Satria F. Naik hingga 187 cc, melalui bore up 70 mm.

 

Yap, diawali dari menaikan sumber tenaga, melalui proses bore up dari piston LHK 70 mm.

Kata Amin, saat kapasitas mesin naik 187 cc, paling proporsional memang pakai LHK.

Ring kompresi lebih tahan dihajar meningkatnya panas mesin.

Dari kalkulasi durability, sehubungan penyesuaian untuk konsumsi touring, perbandingan kompresi diplot di angka 12,5 : 1.

Konteks demikian, tipikal power jadi produktif di gasingan tengah atas.

Tapi, dari pertimbangan masih dipakainya untuk daily use dan kebutuhan akselerasi, maka final gear diseting di 14-42.

 

Camshaft Custom. Layani akselerasi, by RAT Motorsport, Sidoarjo.

 

Sampai disini, Amin tertantang untuk menyempurnakan point akselerasi. Jadi tak sekedar melalui final gear.

Tapi, kompartemen silinder head, turut dijarah, khususnya pada camshaft.

Sesuai hasil grinding dan polish, data camshaft merujuk dengan data camshaft in open di 14 derajat dan close di 54 derajat.

Sedang camshaft ex, diracik dengan data, ex open di 51 derajat dan close 16 derajat.

Karbu. Adopsi Keihin 32 mm, layani meningkatnya kapasitas mesin.

 

"Konseskuensinya, debit gas segar wajib pekat, agar siklus camshaft proporsional mendesak gas segar saat langkah isap - kompresi, "teori Amin.

Dasar itu pula, karbu dipinjam dari Keihin PE 32 mm, lanjut pada pembesaran ruang intake jadi 30 mm.

"Hasil dari sesi test speed pukul 11.00 siang, main jet lebih pas diseting di 128, untuk dongkrak akselerasi pilot jet naik 50, "ulas Amin yang masih setia dengan CDI OEM.

Knalpot. Paduan custom & silincer WRX.

 

Sedang, kajian lubang buang, pembesaran relatif minimalis, di angka 28 mm. Kerenya, desain leher knalpot custom 29 mm, dirancang simetris lubang buang.

Sehingga turbulensi fokus di leher, bafel dan sarangan. Point ini yang makin mudah mencari setingan karbu.

"Sebab, pengaruh gas buang, yang ikut pembakaran lanjut jadi minimalis, "beber Amin yang mencangkok silincer WRX.   skg