Demam matic street performance, memang sulit dibendung. Indikasi dinamika otomotif, di masa pandemi tak ngaruh, atas bergulirnya trend dan minat pasar.
Kuat terpengaruh kian meningkatnya perubahan performance speed, dari yang telah disajikan oleh pabrikan.
Kepuasan berbalut fantasi itu pula yang menjadi daya pikat Yosua Garry milenial Surabaya, yang beraktifitas sebagai akuntan Publik.
Garry sapaanya, sejak 6 tahun silam, telah terbiasa dengan matic sebagai armada daily use.

Performa smooth dan easy ride, kini direformasinya total. Melalui workshop RAT Motorsport di Jl. By Pass Juanda 17, Sidoarjo.
Kali ini Fikri tuner RAT Motorsport, lebih menyasar pembenahan kapasitas mesin OEM Lexi, yang dinlai berat buat standar sunmori.
Tapi setelah naik 182,8 cc, semangat Garry buat full throttle saat sunmori, kembali terbakar.

Skema bore up dari pemakaian piston BRT Forged 63 mm, jadi rujukan. Dengan paduan blok silinder aftermarket, yang mampu melayani hingga gasingan 11 .000 RPM.
Kendati demikian, Fikri tak mau langsung menginstalnya instant. Crown piston didesain ulang, guna mengejar perbandingan kompresi 13,1 : 1.
Krusial outputnya dihadapkan buat mendongkrak mekanis CVT, lebih agresif.
Selain berbekal perbandingan kompresi yang terbilang tinggi, pada silinder head juga diback up katup 22 mm (in) dan 19 mm (ex).

Berikut rombakan pemakaian camshaft hasil garapann RAT Motorsport.
Best performa camshaft Lexi, telah didapat Fikri dan memang, beda dari biasanya.
Mengusung durasi in 270 derajat dan ex 275 derajat, dengan pencapaian lift camshaft 8,4 mm.
Alasan itu, remaja asli Ngoro, Jombang itu meminang pegas katup Swedia, berkontur lebih tinggi 3,3 mm.

Praktis kapasitas suplai gas segar, jadi ikut dinaikan, demikian timing ignition.
Melalui program remap ECU BRT Juken 5 Plus, yang diplot di 200 cc/minute pada flowrate injector.
"Dan 24 derajat timing ignition tertinggi saat 3000 RPM sampai dengan 6000 RPM, "urai Fikri yang menyempurnakan melalui adopsi throttle body BRT 34 mm.

Lanjut bergulir pada intake silinder head, yang dijadikan 31,5 mm pada lebar dan tinggi 22 mm. Dan exhaust diremer hingga 27 mm dan diolah knalpot aftermarket.
fantastisnya, sesuai data hasil pengujian, power tembus hingga 22 HP saat di 8500 RPM.
Bersanding torsi maksimal 38 Nm yang sanggup dimuntahkan sejak awal di 3500 RPM.

Racikan CVT, terorientasi pada kebutuhan sunmori, yang identik buat memburu destinasi instagramable.
Pada movable - fixed drive face assy, dipinjam dari USR dengan ciri khas jalur roller lebih menepi, dengan kurva landai, pas buat konversi speed di gasingan atas.

Selaras dengan pemakaian roller weight yang diplot di 9 gram. Makin spesial, drive belt dikanibal dari N max, dengan dimensi relatif lebih panjang.
"Pola diameter drive belt pada drive face dan driven face, cenderung membentuk perbandingan lebih ringan, "jelas Fikri.
Sedang kampas sentrifugal mengalami custom, firodo berganti bahan kompetisi.

Proses mengkopel mangkuk lebih pakem, dengan pegas kampas sentrifugal yang bertahan standar.
Konsekuensinya, mekanis pegas movable driven face ditahan hingga 1500 RPM.
Untuk menghela perbandingan gear box dan bobot Lexi plus rider, power bawah jadi tak terforsir.
"Di fase itu pula, bobot roller weight ikut berperan mensinkronkan, "yakin Fikri. skg